23 Desember 2007

Piala Dunia 1938

Mimpi The Father of World Cup, Jules Rimet, untuk menggelar turnamen di negerinya akhirnya terwujud. Pada kongres FIFA di Berlin, 15 Agustus 1936, Prancis ditunjuk sebagai penyelenggara Piala Dunia ketiga pada 1938.


Sayangnya, berbagai kendala menghantam persiapan Prancis.
Argentina--yang juga berambisi menjadi tuan rumah tapi ditolak--memboikot keikutsertaan. Demikian juga dengan juara 1930, Uruguay.

Tim Eropa terkuat saat itu, Austria--yang dijuluki Wunderteam--tak hadir karena diinvasi Jerman yang dipimpin Adolf Hitler. Spanyol absen karena perang saudara, Inggris masih terlibat konflik dengan FIFA, Amerika Selatan hanya mengirimkan satu wakilnya, Brasil.
Asia, untuk pertama kalinya, mengirimkan wakil, Indonesia, yang membawa bendera Netherland East Indies atau Hindia Belanda.

Sembilan kota--Antibes, Bourdeaux, Le Havre, Lille, Marseilles, Paris, Reims, Strasbourg, dan Toulouse--menjadi tuan tuah turnamen 4-19 Juni 1938 tersebut. Piala Dunia kali ini menggunakan sistem sudden death dan untuk pertama kalinya tuan rumah lolos langsung ke putaran final, sistem yang digunakan sampai sekarang.

Di babak pertama, partai Brasil melawan Polandia di Strasbough menyajikan laga terbaik dengan kemenangan 6-5 bagi Brasil. Leonidas dari Brasil dan Ernest Wilimowski, pemain Polandia, masing-masing mencetak empat gol.

Di perempat final, hanya Brasil dan Kuba sebagai tim non-Eropa yang lolos.

Partai Brasil versus Cekoslovakia yang berakhir 1-1 di Bordeaux diwarnai dua kartu merah bagi pemain Brasil dan satu kartu merah bagi Cekoslovakia, lima cedera, serta dua dilarikan ke rumah sakit karena patah tulang rusuk. Pada pertemuan kedua, Brasil akhirnya menang 2-1.

Italia tetap menjadi favorit karena sang juara bertahan adalah peraih medali emas Olimpiade 1936 dan tak pernah kalah sejak juara 1934. Ditangani ahli strategi Vittorio Pozzo, Italia diperkuat Giuseppe Meazza, Giovanni Ferrari, Silvio Piola, dan Gino Colaussi. Di perempat final mereka mengalahkan tuan rumah 3-1.
Di partai lainnya, Swedia menggulung Kuba 8-0 dan Hungaria menang 2-0 atas Swiss.

Kemenangan besar Swedia ternyata tak berpengaruh di semifinal. menghadapi Hungaria yang diperkuat dua top scorer, Gyugla Zsengeller dan Gyorgy Sarosi, Swedia kalah 1-5.

Brasil yang bertemu Italia harus membayar mahal keputusan tidak menurunkan Leonidas. "Saya mengistirahatkan dia untuk final," kata pelatih Brasil, Ademar Pimenta. Italia menang 2-1 dan bertemu dengan Hungaria yang mengalahkan Swedia 5-1.

Sebelum final, diktator Italia Benito Mussolini mengirimkan telegram kepada sang pelatih, Pozzo. Isinya, "Menang atau mati."

Alhasil, Italia tampil apik pada final yang dilangsungkan 19 Juli 1938 di Stadion Olympique, Colombes-Paris. Mereka menang menang 4-2.

Squadra Azzurra kembali pulang membawa pulang trofi Jules Rimet. Trofi yang kemudian harus tersimpan di Roma selama 16 tahun lantaran Perang Dunia II melanda Eropa.

0 Comments: