25 Desember 2007

Piala Dunia 1970

Dua tahun setelah menggelar olimpiade, Meksiko dengan udara panas dan keringnya terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia kesembilan pada 1970.

Penunjukan Meksiko jelas merugikan tim-tim Eropa yang tak terbiasa dengan udara panas. Tapi kekhawatiran kondisi panas dan udara kering bakal mempengaruhi penampilan tim ternyata tak terbukti.

Meski harus bermain pada pukul 12.00 siang dengan suhu 37 derajat Celsius--demi menyesuaikan dengan waktu prime time di Eropa--Meksiko menyajikan sepak bola menyerang paling indah dalam sejarah Piala Dunia.

Jumlah peserta di kualifikasi mencapai rekor baru, 75 negara. Beberapa nama langganan gagal lolos, seperti Portugal, Hungaria, Prancis, Spanyol, bahkan Argentina. Dua negara-- Israel dan Maroko--menjadi pendatang baru.
Pada penyisihan grup, Brasil menundukkan juara bertahan Inggris 1-0 berkat gol Jairzinho.

Pertandingan yang juga menyajikan penyelamatan terbaik abad ini saat kiper Inggris, Gordon Banks, menghalau tandukan Pele.

Hadangan Peru dilewati 4-2 di perempat final sebelum melampiaskan dendam kepada Uruguay di semifinal. Tragedi 16 Juli 1950 di Stadion Maracana tentunya belum dilupakan Brasil.

Saat itu di depan publik sendiri, Brasil berharap merebut trofi pertamanya, tapi malah ditekuk Uruguay di final. Brasil harus menunggu 19 tahun 335 hari untuk kemudian membalas kekalahan tersebut. Clodoaldo, Jairzinho, dan Rivelino memastikan kemenangan Brasil 3-1.

Pada perempat final lainnya, dua mantan juara--Jerman Barat dan Inggris--saling berhadapan.

Jerman Barat--dengan sang jenderal Franz Beckenbauer di lapangan tengah dan striker haus gol Gerd Muller di lini depan--membayar kekalahannya empat tahun lalu. Tertinggal 0-2, Jerman Barat mengalahkan Inggris 3-2 untuk lolos ke delapan besar.

Partai semifinal menghadapi Italia juga tak kalah dramatis. Setelah waktu normal 90 menit, skor terkunci di angka 1-1 dan pertandingan pun harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.

Beckenbauer tetap di lapangan meski tulang bahunya tergeser. Sebuah selempang menahan tangannya di dada. Sayangnya, ketangguhan dan pengorbanan Beckenbauer tak berbuah. Lima gol yang bersarang saat masa perpanjangan waktu diakhiri Gianni Rivera pada menit ke-111 dan memberikan kemenangan 4-3 bagi Italia.

Keletihan membuat Squadra Azzurra bak baru belajar menyepak bola saat menghadapi Brasil di final, 21 Juli. Sekitar 107 ribu penonton di Stadion Azteca menyaksikan penampilan terbaik tim Samba, penampilan yang kemudian dilabeli "the beautiful game".

Bintang Brasil tak lain adalah Pele. Di Piala Dunia 1958, ia masih terlalu muda, pada 1962 ia cedera, dan baru pada 1970 milik O Rei.

Gol Pele--yang ke-100 bagi Brasil--plus Gerson, Jairzinho, dan Carlos Alberto mengantar tim Samba unggul atas Italia 4-1. Brasil berhak menyimpan Piala Jules Rimet, selamanya, sebagai pengakuan tiga kali juara.

0 Comments: