25 Desember 2007

Piala Dunia 1994

Terpilihnya Amerika Serikat (AS) sebagai tuan rumah Piala Dunia ke-15 pada 1994 mengagetkan banyak pihak.

Maklum, inilah negara tempat bola basket, bisbol, dan American football lebih dikenal ketimbang sepak bola yang mereka sebut dengan soccer, bukan football.

Tapi pilihan Presiden FIFA Joao Havelange (Brasil) sama sekali tidak salah. Piala Dunia memasuki era baru sebagai turnamen terbesar dan sukses di dunia.
Dan di Negeri Abang Sam inilah banyak rekor baru tercipta.

Selama satu bulan, 17 Juni-17 Juli 1994, total jumlah penonton tercatat 3.587.538 orang atau rata-rata 68.991 per pertandingan. Bandingkan dengan 2,5 juta atau rata-rata 48 ribu orang di Italia 1990.

Sebanyak 147 negara--rekor baru lainnya--ikut serta dalam babak kualifikasi. Termasuk di antaranya adalah Afrika Selatan, yang selama ini absen karena masalah politik apartheid.

Negara besar seperti Inggris, juara Piala Eropa 1992 Denmark, Uruguay, Skotlandia, Portugal, Polandia, dan--sekali lagi--Prancis gagal lolos. Sedangkan Yugoslavia harus absen karena perang dengan Bosnia.

Juga ada drama. Diego Armando Maradona, pahlawan Argentina 1986, mencetak gol menawan ke gawang Yunani sebelum ditendang karena ketahuan positif menggunakan kokain.

Tragedi menimpa Andres Escobar. Gol bunuh diri Escobar saat Kolombia dikalahkan tuan rumah Amerika Serikat 2-1 membuat dirinya terbunuh.

Pada perempat final, Brasil harus berhadapan dengan tujuh tim asal Eropa. Salah satunya adalah Italia.
Perjalanan Gli Azzurri nyaris saja terhenti di putaran pertama. Kalah dari Irlandia 0-1, imbang dengan Meksiko 1-1, dan menang atas Norwegia 1-0, Italia menghadapi Nigeria di putaran kedua.

Di babak 16 besar, tertinggal 0-1, pertandingan tinggal 90 detik, bermain dengan 10 pemain, keajaiban muncul. Roberto Baggio mencetak dua gol untuk mengalahkan Nigeria 2-1.

Gol Baggio pula yang memastikan kemenangan Italia atas Spanyol 2-1 di perempat final. Di semifinal, dua gol Baggio memberikan kemenangan 2-1 atas Bulgaria, negara yang tak pernah menang dalam 16 pertandingan Piala Dunia, tapi mampu menyingkirkan juara bertahan Jerman.
Brasil menjadi tim paling konsisten. Di babak pertama, tim Samba mengatasi perlawanan Rusia 2-0, Kamerun 3-0, dan imbang dengan Swedia 1-1 sebelum menghapus mimpi tuan rumah AS 1-0 di putaran kedua.

Perempat final antara Brasil dan Belanda barangkali bisa disebut Match of the Tournament. Unggul lebih dulu 2-0 sebelum disamakan, Brasil akhirnya menang 3-2 berkat tendangan bebas Branco.

Di semifinal, Brasil bertemu dengan tim kejutan Swedia, tim paling produktif di Piala Dunia kali ini dengan 15 gol. Namun, dalam pertandingan ini, Romario Faria memastikan kemenangan Brasil 10 menit menjelang bubaran.

Megahnya Piala Dunia 1994 justru mengecewakan di partai puncak saat Brasil melawan Italia, dua negara yang sama-sama pernah memenangi Piala Dunia sebanyak tiga kali.
Partai yang secara teori akan menjadi partai final ideal berubah menjadi sebuah pertandingan yang melibatkan fisik dan membosankan. Dan untuk pertama kalinya sang juara harus ditentukan melalui titik penalti. Tak ada gol tercipta. Inilah pertama kalinya final Piala Dunia diakhiri dengan adu penalti.

Baggio, yang semula menjadi pahlawan pujaan Skuadra Azzurra berbalik menjadi musuh nomor satu. Dari kakinya pula kekecewaan tifosi Italia berasal. Tendangan Baggio, yang menjadi eksekutor terakhir Italia, melayang di atas mistar gawang Claudio Taffarel.
Brasil kembali merebut juara, 24 tahun setelah sukses terakhirnya pada 1970 di Meksiko. Brasil juga menjadi tim pertama yang merebut lambang supremasi sepak bola dunia ini sebanyak empat kali.

0 Comments: