26 Desember 2007

Zinedine Zidane Sang Maestro

ZINEDINE ZIDANE

Terlepas dari juara atau tidak Prancis dalam partai final dini hari tadi, nama Zinedine Zidane lebih dari sekadar pantas dinobatkan sebagai pemain terbaik di Piala Dunia 2006.

Bukan hanya karena gelandang elegan Prancis ini akan pensiun sebagai pemain sepak bola seusai final, tapi perjalanan dan peranan pentingnya di Les Bleus.

"Dia salah satu pemain yang membuat kita layak membeli tiket dan menyaksikan penampilannya," kata gelandang Italia, Gennaro Gattuso.

Zidane seolah mendapat kekuatan baru di Jerman. Pemain berusia 34 tahun ini ternyata masih cemerlang dan menghapuskan penilaian orang tentang dirinya yang sudah habis. Setelah mengantar Prancis juara di Piala Dunia 1998 dan Euro 2000, Zidane dianggap tak lagi bakal mampu berprestasi.

Ia gagal memberikan hasil terbaik bagi Prancis baik di Piala Dunia 2002 dan Euro 2004, pada saat Prancis datang dengan status juara bertahan. Seusai Euro 2004, Zidane menyatakan pensiun. Tapi buruknya penampilan Prancis di kualifikasi membuat Zidane memutuskan turun gunung.

"Suatu malam, sekitar pukul tiga pagi, saya terbangun dan berbicara dengan seseorang. Saya tak pernah bercerita kepada siapa pun, bahkan kepada istri saya," kata Zidane tanpa mengungkapkan lawan bicaranya. "Saya akhirnya sadar saya harus kembali dari keputusan pensiun saya."

Kembalinya Zidane terbukti ampuh. Prancis lolos ke Jerman. Tapi, menjelang putaran final, Zidane lagi-lagi diragukan. Apalagi kalau bukan penampilan buruk timnya Real Madrid di Liga Spanyol ataupun Liga Champions.

Namun, lagi-lagi Zidane membuktikan semua anggapan tentang dirinya salah besar. Dua penampilan "biasa" dan kartu kuning membuat Zidane harus absen di pertandingan terakhir Grup G menghadapi Togo. Zidane hanya bisa menyaksikan rekan-rekannya menang 2-0 pada hari ketika ia merayakan ulang tahunnya yang ke-34.

Menghadapi Spanyol di babak 16 besar, Zizou--panggilan Zidane--kembali bermain. Satu gol ia ciptaan. Prancis menang 3-1 sekaligus menjadi titik balik penampilan Les Blues di Piala Dunia kali ini.

"Pensiun? Saya minta maaf kepada mereka (Spanyol), setelah pertandingan ini saya belum akan pensiun, masih ada perjalanan lain," kata Zidane saat itu.

Pertemuan dengan Brasil di semifinal mau tak mau mengingatkan partai final Piala Dunia 1998. Sihir dan sentuhan Zidane kembali terbukti. Satu umpan matangnya kepada Thierry Henry memulangkan sang juara bertahan.

Kematangan lagi-lagi ditunjukkan Zidane saat mengalahkan Portugal 1-0 di semifinal. Hanya selangkah dari titik putih, ia menaklukkan kiper Ricardo Pereira, yang sebelumnya sukses menahan tiga tendangan pemain Inggris di perempat final. Ini merupakan gol ke-30 Zidane di 107 kali penampilannya.

Satu penampilan terakhir tadi malam sekaligus menjadi pertandingan perpisahan. "Dia sangat berarti bagi rakyat Prancis," kata Raymond Domenech pelatih Prancis. "Dia memberikan kegembiraan bagi rakyat Prancis dan ia mampu melakukannya selama sepuluh tahun. Semoga, hari Minggu ini, ia kembali memberikan satu kegembiraan terakhir.

0 Comments: