25 Desember 2007

Piala Dunia 1982

Piala Dunia 1982 Spanyol memasuki babak baru. Lumayannya penampilan wakil Afrika di dua Piala Dunia terakhir membuat negara-negara ketiga meminta jatah lebih.

FIFA meningkatkan jumlah peserta menjadi 24, yang dibagi dalam enam grup, masing-masing empat tim. Dua tim teratas lolos ke putaran kedua yang dibagi dalam empat grup--masing-masing tiga tim--dan pemimpin grup maju ke semifinal.

Satu-satunya kejutan di penyisihan terjadi di Grup 2. Aljazair mempermalukan Jerman Barat 2-1. Kalah 0-2 dari Austria dan menang 3-2 dari Cile, Aljazair membuka peluang lolos ke putaran kedua.

Tapi partai penentuan antara Jerman dan Austria menghasilkan kejutan, Jerman menang 1-0. Hasil yang meloloskan keduanya sekaligus menyingkirkan Aljazair.
Italia memulai perjalanan di Grup 1 bersama Polandia, Peru, dan Kamerun. Pelatih Italia, Enzo Bearzot, menggunakan strategi yang mengandalkan pertahanan, catenaccio.

Gli Azzuri pun tampil tak menarik. Ketiga partainya berakhir imbang, 0-0 dengan Polandia serta 1-1 dengan Peru dan Kamerun. Italia beruntung lolos setelah unggul selisih gol (2-2) dari Kamerun (1-1).

Di putaran kedua, Polandia menjuarai Grup A, Jerman lolos dari Grup B, dan Prancis tak tertahankan di Grup D.

Tiba-tiba Italia, dengan Paolo Rossinya, berubah. Dua wakil Amerika Latin, Azzuri sikat di Grup C. Argentina ditundukkan 2-1 dan juara tiga kali Brasil ditekuk 3-2.
Di semifinal, penampilan Italia kembali menawan dengan menundukkan Polandia 2-0. Absennya striker Zbigniew Boniek karena skors membuat Italia mendominasi pertandingan. Dua gol Paolo Rossi memastikan langkah negaranya ke final.

Partai Prancis-Jerman Barat menjadi partai terbaik sepanjang turnamen. Jerman unggul lebih dulu lewat gol Pierre Littbarski sebelum disamakan Micheal Platini dari titik penalti. Di partai ini terjadi pelanggaran hebat kiper Jerman Barat, Harald Toni Schumacher, terhadap Patrick Battiston.

Skor 1-1 bertahan hingga pertandingan usai dan pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Gol Marius Tresor dan Alain Giresse menjadikan skor 3-1 bagi Prancis, tapi semuanya berubah saat Jerman menyamakan kedudukan lewat Karl-Heinz Rummenigge dan Klaus Fischer.

Schumacher, yang tetap berada di lapangan, menjadi pahlawan saat Jerman menang adu penalti 5-4.
Kalah dari Jerman membuat mental pemain Prancis terpuruk. Saat bertemu dengan Polandia untuk memperebutkan tempat ketiga, Prancis menyerah 0-2.
Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, 11 Juli 1982, menjadi pelaksana partai final yang disaksikan tak kurang dari 90 ribu penonton. Baru berjalan tujuh menit Italia harus kehilangan Francesco Graziani, yang cedera dan digantikan Alessandro Altobelli.

Jika pergantian pemain biasanya mengubah strategi awal, tidak halnya dengan Italia. Pada menit ke-25, Antonio Cabrini menjadi pemain pertama yang gagal mengeksekusi penalti di partai final.

Naluri membunuh Rossi tak tertahankan Jerman Barat. Ia membuka gol di babak kedua sebelum ditambah Marco Tardelli dan Altobelli untuk menjadikan kedudukan 3-0.

Jerman sempat membalas satu gol lewat Paul Breitner tujuh menit menjelang pertandingan usai. Namun, langkah Italia tak tertahankan. Skor 3-1 bertahan hingga usai.
Dino Zoff, 40 tahun, menerima trofi dari Raja Spanyol Juan Carlos. Italia kini menyamai rekor Brasil meraih gelar juara tiga kali, dengan catatan meski Azzuri tak pernah menang di putaran grup!

0 Comments: